Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat sosial. Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan
pengobatan, perawatan kepada pasien, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Rumah Sakit Pancaran Kasih merupakan rumah sakit yang terletak di
Sulawesi Utara khususnya di Manado. Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado
merupakan salah satu Rumah Sakit yang masih menggunakan sistem tradisional
dimana rumah sakit belum membebankan biaya-biaya yang timbul akibat aktivitasaktivitas

yang mempengaruhi tarif rawat inap. Apalagi tarif rawat inap yang
diterapkan oleh Rumah Sakit Pancaran Kasih masih menggunakan tarif lama mereka
sebelum mengalami krisis sekitar tahun 2009-2010. Lalu pada tahun 2011 Rumah
Sakit ini mulai menerapkan tarif rawat inap yang baru bagi rumah sakit mereka
dengan menaikkan 20% dari tarif sebelumnya, dan tarif rawat inap tersebut masih
diterapkan RS Pancaran Kasih sampai dengan sekarang.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan ilustrasi kepada manajemen
Rumah Sakit tentang pembebanan biaya operasional yang berkaitan dengan
penentuan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing
(ABC) untuk mengetahui perbedaan, kelemahan, serta kelebihan masing-masing
metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarif rawat inap dengan menggunakan
sistem ABC membuat adanya perbedaan tarif rawat inap di tiap-tiap kelas pada RS
Pancaran Kasih. Untuk kelas VVIP Rp 315.906,12, kelas VIP Rp 315.906,12, kelas I
Rp 315.906,12, kelas IIA Rp 176.589,13, kelas IIB Rp 175.638,09, kelas IIC Rp
177.374,31, dan kelas III Rp 177.374,31.
Berdasarkan penelitian dan hasil tersebut, penulis menyarankan Rumah Sakit
Pancaran Kasih untuk menerapkan sistem ABC dalam menentukan tarif rawat inap
pada setiap kelasnya sehingga Rumah Sakit dapat merencanakan anggaran secara
tepat, terperinci, dan terprogram sehingga memudahkan manajemen dalam
menyetarakan pendapatan dan pengeluaran.

Kata Kunci : Sitem Activity Based Costing, Sistem Tradisional, Tarif Rawat Inap