Data dari WHO menyebutkan bahwa 4 dari 15 juta kasus kematian anak
berusia di bawah 5 tahun disebabkan karena terkena ISPA dengan 54 % dari kasus
ini berkaitan dengan status gizi balita. ISPA juga merupakan penyakit utama
penyebab tingginya tingkat perkunjungan ke puskesmas pada tahun 2012, yaitu
terdapat ± 157 balita yang berasal dari desa Ranowangko yang berkunjung ke
puskesmas karena terkena ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita yang ada di desa
Ranowangko.
Metode penelitian menggunakan metode case control. Penelitian ini
dilaksanakan di desa Ranowangko kecamatan Tombariri kabupaten Minahasa.
Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan rumus Lameshow 1997
dengan 37 balita sebagai kelompok kasus dan 37 balita sebagai kelompok kontrol.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan
pada kedua kelompuk untuk mengidentifikasi status gizi masing-masing
kelompok. Analisa data dilakukan menggunakan uji chi square x
kontingensi
(2x2) dan Odd ratio untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel
terikat.
Berdasarkan hasil analisa bivariat chi square diperoleh nilai ρ = 0.000
2
dengan tingkat kemaknaan  = 0.05 dan OR = 7.0;CI 95% = 2.44-20.27. Ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada
balita di desa Ranowangko dan balita yang memiliki status gizi yang
kurang/buruk lebih banyak dan beresiko terkena ISPA sebesar 7 kali lebih besar
dibandingkan dengan balita yang memiliki status gizi yang baik/lebih.
Kesimpulannya adalah balita yang memiliki status gizi kurang/buruk
cenderung lebih mudah terkena ISPA dibandingkan dengan balita lain yang
memiliki status gizi yang baik.


Kata kunci : status gizi, kejadian ispa
Kepustakaan : 13 buku (2002-2011), 7 skripsi dan jurnal (2005-2013)
1 internet file