Pendahuluan : Kasus aborsi kalangan remaja di Indonesia, diperoleh sekitar 2,6 juta jiwa pertahun (Kusmiran, 2011). Dari pusat keluarga berencana Indonesia menunjukan bahwa
2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun, 27 % diantaranya dilakukan oleh remaja dengan cara yang tidak aman. Pengetahuan tentang aborsi sangat diperlukan oleh remaja. Akan tetapi, pendidikan kesehatan tentang aborsi di Indonesia masih jarang dilaksanakan. Perlu ada pendidikan untuk mencegah terjadinya masalah aborsi yang semakin meluas dikalangan remaja, salah satunya melalui penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang aborsi pada remaja putri di SMA N 1 Langowan. Metode : Penelitian ini termasuk penelitian pre dan post dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil berjumlah 70 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran kuesiner. Sedangkan untuk menganalisa data, menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 16. Hasil : Sebelum diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan remaja putri yaitu kurang 7 responden (10%), cukup 53 responden (75,7%), baik 10 responden (14,3%). Setelah diberikan penyuluhan , tingkat pengetahuan remaja putri kurang 3 responden (4,3%), cukup 6 responden (8,6%), baik 61 responden (87,1%). Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji-T, diperoleh nilai ρ = 0,000 dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Diskusi : berarti ada pengaruh penyuluhan aborsi terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di SMA N 1 Langowan .