Ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam buku ini, yaitu kondisi ekonomi sosial di Kabupaten Sleman sebelum dan sesudah letusan Gunung Merapi, arah kebijakan dalam penanganan bencana letusan Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, implementasi kebijakan penanggulangan bencana letusan Merapi pada tahap tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi, upaya pengurangan resiko bencana alam di Indonesia, dan kebijakan strategis untuk mengurangi kerentanan terhadap kemiskinan yang diakibatkan oleh letusan Gunung Merapi.

Sinopsis Buku

Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang tidak bisa dihindari dan melekat pada kondisi sosial masyarakat yang tinggal di sekitarnya, yaitu Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali. Pada Oktober 2010 silam, letusan Gunung Merapi menyebabkan 356.816 penduduk harus mengungsi untuk sementara sedangkan 270 lainnya tewas karena awan panas. Bencana ini berdampak pada banyak hal seperti hilangnya tempat tinggal penduduk, hilangnya mata pencaharian, serta menghilangnya akar sosial budaya karena korban harus mengungsi dan hidup dalam situasi yang penuh ketidakpastian dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Kondisi ini tentunya membuat kualitas kehidupan penduduk di wilayah terdampak mengalami penurunan yang mengarah pada kemiskinan. Selain aspek ekonomi, korban juga menghadapi kerentanan pada aspek krusial lainnya seperti pangan, hukum, sosial dan politik.
Buku ini menyorot dampak-dampak yang ditimbulkan dari bencana letusan Merapi sehingga pemikiran tentang kebijakan akan penanggulangan bencana ini dapat menjadi perhatian.