Etnomatematika sebagai bentuk aplikasi dari matematika yang dipengaruhi oleh budaya. Maka, apabila kemajuan etnomatematika sudah banyak dipelajari baik disekolah maupun di luar sekolah, maka bukan hal yang tidak mungkin jika matematika dipelajari secara bersahaja melalui aktifitas budaya setempat. Apalagi ditunjau dari aspek riset, maka etnomatematika diartikan sebagai antropologi budaya dari pendidikan matematika. Melalui aplikasi etnomatematika dalam semua jenjang pendidikan dengan tujuan supaya siswa-siswa dapat lebih mengenal dan memahami matematika serta budaya mereka, sehingga dapat tertanam sejak awal dalam diri siswa tentang nialai budaya yang meruapakan bagian karakter bangsa.
Menurut Bishop (1994), menyatakan bahwa matematika sebagai suatu bentuk budaya. Matematika merupakan bentuk dari budaya, sesungguhnya sudah terintegrasi pada semua aspek kehidupan masyarakat dimanapun mereka berada. Selanjutnya pinxten (1994) berpendapat bahwa metematika pada hakekatnya merupakan teknologi simbolis yang tumbuh pada keterampilan atau aktivitas lingkungan yang berbasis budaya. Dengan demikian bahwa aktifitas lingkungan yang berbasis budaya. Dengan demikian bahwa aktifitas matematika seseorang dipengaruhi oleh latar budayanya, karena yang mereka kerjakan berdasarkan apa yang mereka rasakan dan lihat dan pendidikan matematika pada dasarnya telah menyatu dengan kehidungan masyakrat itu sendiri. Kenyataan itu bertentangan dengan sudut pandang aliran konvensional yang menyatakan mahwa matematika sebagai ilmu pengetahuan yang tidak berkaitan dengan budaya dan bebas nilai.